Owa Jawa Kembali Pulang Ke Puntang
Setelah sekian lama tak terdengar, Owa Jawa kini kembali dilestarikan.
Setelah sekian lama tak terdengar, Owa Jawa kini kembali dilestarikan. Ketua Yayasan Owa Jawa Dr. Noviar Andayani mengungkapkan, puluhan tahun lalu di Gunung Puntang, suara Owa Jawa nyaring terdengar, saling bersahutan. Namun seiring maraknya perburuan, populasi kera endemik Pulau Jawa menjadi terancam. Sejak tahun 2013, Yayasan Owa Jawa berusaha memperkenalkan kembali Owa ke Gunung Puntang lewat proses pelepasliaran.
Noviar mengatakan, Gunung Puntang dipilih karena pemangkunya Perhutani, yang menunjukkan komitmen luar biasa terhadap hutan dan satwa endemik pulau Jawa.
“Saya sendiri punya historis tersendiri, karena disertasi saya mengenai konservasi genetika Owa. Dengan Owa saya bisa melanglangbuana dan meyakinkan orang-orang betapa pentingnya spesies primate endemic ini bukan hanya kita, tetapi juga bagi generasi penerus,” ungkapnya dalam acara Pertamina Eco Camp di Gunung Puntang Banjaran, Kamis (31/10/2019).
Dia mengungkapkan, Owa Jawa merupakan satwa endemik Indonesia yang hanya hidup di Pulau Jawa, dengan penyebaran yang terbatas di Jawa Barat dan sebagian kecil di Jawa Tengah. “Gunung puntang merupakan tempat istimewa, karena tempat ini kami pilih untuk kami jadikan sebagai tempat kami kembalikan Owa Jawa dari rehabilitasi setelah dipulihkan kemampuan dan kesehatannya,” imbuh Noviar.
Program pelepasliaran Owa Jawa di Gunung Puntang lanjutnya, dimulai dari tahun 2012. Sampai saat ini sudah ada 24 Owa Jawa yang hidup di Gunung Puntang.
“Diantara 24 Owa Jawa yang kami lepaskan, ada selebriti Owa Jawa yang diberi nama ‘Asri” oleh Presiden Jokowi, yang bertepatan dengan HUT Asia Afrika, Asri itu berarti Asri atau kependekan dari Asia Afrika,” imbuhnya.
Sementara, Asisten Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Bandung H. Marlan, S.Ip.,M.Si menyebutkan, Kabupaten Bandung memiliki lahan yang cukup luas 1.762 km2 dan sebagian besar wilayah hutan.
“Wilayah yang memiliki geografis yang luas dengan sebagian besarnya hutan, membuat penataan lingkungan di Kabupaten Bandung menjadi tantangan tersendiri. Kita sudah berupaya melakukan pembinaan lingkungan kepada masyarakat yang tinggal dilahan kritis,” ujar Marlan.
Selain itu lanjutnya, upaya konservasi melalui pola tanam pohon keras di lahan miring terus dilakukan secara masiv dan terstruktur, khususnya tanaman kopi sebagai unggulan.
“Tahun 2019 ini , kita sudah menggelontorkan APBD untuk lingkungan sebesar 97 ,miliar. Hal ini juga berkaitan dengan Perpres No. 15 tahun 2018 tentang Citarum Harum karena wilayah Gunung Puntang termasuk dari hulu Citarum,” paparnya.
Berkaitan dengan Owa Jawa di Gunung Puntang, Marlan mengimbau kepada seluruh masyarakat agar bisa ikut menjaga dan melestarikan habitat Owa Jawa. Habitatnya kata dia kini berada di Gunung Tilu dan Gunung Patuhan, namun sudah hampir punah.
“saya imbau seluruh pihak dan masyarakat untuk ikut menjaga dan melestarikan habitat Owa Jawa ini. Jangan ada lagi penembakan liar apalagi memperjualbelikannya,” pesannya.
Pada kesempatan yang sama, Corporate Secretary PT. PERTAMINA Tajudin Noor menjelaskan, Eco Camp adalah salah satu bentuk kepedulian Pertamina dalam hal menjaga lingkungan menuju kehidupan yang lebih baik. Dimana Pertamina memprioritaskan keseimbangan, dan kelestarian alam dan lingkungan.
“Sebagai BUMN, kami tidak hanya mencari profit, tapi juga melengkapi program kita dengan people dan planet melalui CSR (Coorporate Social Responsibility). Jadi kami tidak hanya semata-mata mencari keuntungan tapi keseimbangan masyarakat, pemberdayaan dan menjaga lingkungan atau memberikan, untuk kehidupan manusia yang lebih bagus lagi,” jelas Tajudin.
Sumber : Humas Pemkab Bandung